: andai saja puisi bisa menjadi senjata, apakah mampu selamatkan dunia ?
Andaikata puisi menjadi senjata
Siapakah yang mau bediri di depan menebas segala nista
Sekalipun puisi hanya deretan rangkaian huruf hidup
dan huruf mati, yang tergeletak di lemari atau di laci
hanya dibaca ketika jiwa terasa nyeri
atau ketika sepi terasa menyileti
puisi tak akan pernah mati,
akan selalu abadi di atas dunia ini
bung ;!
kenapa ?
karena puisi akan selalu menjadi corong aspirasi dan inspirasi
sekalipun puisi tak mampu merubah
perilaku bejat para pejabat laknat di negeri ini
seumpama puisi adalah panglima
siapakah yang mau memegang tongkat komando
mengacungkan telunjuk ke wajahwajah durjana
memerangi ketidakadilan
serta kemunafikan yang telah menjadi limbah kehidupan
lantanglah berteriak dalam rangkai puisi !
bung ! ...
karena ia suara hati nurani ,
walaupun puisi belum mampu sepenuhnya
memberikan pencerahan ke dalam hati masyarakat
yang dengan mudah disulut api pertikaian antar kampung
antar kelompok , bahkan karena perbedaan keyakinan
walaupun puisi tak mampu menyadarkan elite politik
untuk peduli dan berdaya membela TkI dan TKW
yang akan dihukum mati di luar negeri
seperti di malaysia atau di arab saudi
sekalipun puisi tak bisa mencegah kriminalisasi di tanah air ini
kebenaran yang selalu dizalimi,
mungkin kalian masih ingat kasus jaksa Antasari
lantanglah teriakan puisi !
sekalipun kezaliman, manipulasi proses pemilu,
character assasination senantiasa sudah menjadi
santapan sehari-hari
lantanglah gema puisi !
kalian lihatlah , bung !
pada saat orang jujur dianggap musuh
sedangkan persekongkolan keculasan dijadikan sahabat
hingga si ” Alif ” dan keluarganya diusir dari rumah sendiri
karena dianggap musuh dalam selimut karena bernyanyi
membuka keculasan nyontek berjamaah ujian nasional
sementara Ruyati serta sederet ribuan TKI danTKW
yang telah memberi asi kepada negeri ini,
nasibnya tragis terkatung-katung seperti di ujung tanduk
tergantung tak bertali
bahkan masih banyak yang tak tahu kabar beritanya hingga kini
entah masih hidup atau sudah ditelan bumi.
negeri ini ;
seperti bulan pucat pasi, walau bercahaya namun muram tak berseri
menyimpan nestapa dalam diri sendiri
atau bagai pelangi yang hampir tak berwarna-warni
kalian saksikanlah , bung !
bencana demi bencana di ranah ibu Pertiwi
masih menyesakkan dadaku,
mengintai kecemasanku sepanjang waktu
tidakkah terasa di ulu hati kalian,
wahai saudaraku ?
seolah-olah ia datang menerjang merasuk dalam
mimpi-mimpiku dini hari
bencana alam,
bencana teroris sampai bencana korupsi
masih saja zigzag hiruk pikuk menjadi limbah busuk bangsa ini
aromanya menusuk-nusuk tulang hidungku yang tak mancung
seperti kutu menjadi hama di kepala sendiri
kondisi perekonomian negara masih tak menentu
kadang inflasi acapkali tersiar setiap hari di televisi
siapa yang tak nyeri ?
lihatlah !, bung !, lihatlah !
banyak orang-orang kaya mengambil keuntungan sendiri
bermain valuta asing menumpuk pundi-pundi
preman-preman keluar-masuk menjadi politisi
mafia hukum semakin menjamur di setiap birokrasi
di instansi kejaksaan hingga di kantor polisi
memanipulasi aksi-aksi, bersandiwara demi mencapai ambisi
sedangkan lapangan kerja sulit dicari,
anak-anak bangsa lari ke luar negeri . daripada mati di lumbung padi
mengais emas permata mencari sesuap nasi
menjadi TKI dan TKW di luar negeri
hingga akhirnya dihukum mati atau bunuh diri
sebab mempertahankan diri daripada diperkosa dan dizlimi
karena tak tahan menanggung malu pulang gigit jari
sementara emas dan permata di tanah airku telah dicuri
dikeruk oleh kapitalis kaum borjuis dari luar negeri
bekerjasama bersekongkol mendapatkan izin pertambangan dengan pejabat negeri
sungguh celaka, aku tak tahu arti hakikat merdeka bangsa
sedangkan orang miskin makan nasi akik
makan nasi basi dan makan ubi
ketika subsidi BBM akan disunati,
ah tentu saja harga-harga sandang pangan dan papan
akan melambung tinggi
rakyat semakin tak mampu membeli sembako
untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari
di saat anggota dewan sibuk melancong keluar negeri
banyak koruptor bebas melarikan diri menghindari jeruji besi
pengangguran semakin meninggi
perusahaan vital negara terus diakuisisi
devisit anggaran tak bisa dicarikan solusi,
namun kalau peluang korupsi bisa diakali
sejak kapan indonesia impor pelacur hingga impor daging sapi ?
ah barangkali mereka belum tahu
lokalisasi teleju,
kramat tunggak
lokalisasi gang dolli
bahkan ribuan lokalisasi di perusahaan perkebunan-perkebunan
dan pertambangan berserak di negeri ini
kenapa penguasa takut diancam australia stop export sapi ,?
Sekaligus penyakit kuku dan penyakit mulut pun ikut terbawa di export
indonesia tak berkutik seperti tak bergigi
kami bukan bodoh tuan ,jangan dibodoh-bodohi
itu hanya permainan kalian kongkalingkong pejabat kotor
kalian pikir kami tak tahu isi kepala kalian tuan-tuan pejabat
kalian orang hebat otak kalian tersumbat
kalian hanya mencari sela untuk berkolusi
mencari uang sampingan mengemis uang komisi
karena di negeri ini semakin sempit ruang untuk korupsi
bangsaku ini telah lama impor gembong teroris ,
impor pakaian bekas sampai impor beras
kurang apa tanah airku ini ?
tanah yang terbentang begitu luas
subur makmur tanah gembur
gema ripah loh jinawi
hutan-hutan rimba , kekayaan perut bumi
bernilai tinggi, limpahan berakah Ilahi
dahulu sebelum era reformasi
apa saja bisa diexport, bangsa ini tersohor
lalu zaman sekarang ? jangankan swasembada beras,
mengatur harga sembako saja tak tuntas
tulang iga negara patah dihantam teror
teror kapitalis,
teror jihad,
teror IMF
hingga teror perdagangan bebas
lalu apa yang bisa kalian lakukan ?
ikut membasmi atau ikut ambil bagian di setiap kesempatan ?
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
Bintang Kejora , Pelalawan Riau Juni-Juli 2011
( pondok aksara )
Andaikata puisi menjadi senjata
Siapakah yang mau bediri di depan menebas segala nista
Sekalipun puisi hanya deretan rangkaian huruf hidup
dan huruf mati, yang tergeletak di lemari atau di laci
hanya dibaca ketika jiwa terasa nyeri
atau ketika sepi terasa menyileti
puisi tak akan pernah mati,
akan selalu abadi di atas dunia ini
bung ;!
kenapa ?
karena puisi akan selalu menjadi corong aspirasi dan inspirasi
sekalipun puisi tak mampu merubah
perilaku bejat para pejabat laknat di negeri ini
seumpama puisi adalah panglima
siapakah yang mau memegang tongkat komando
mengacungkan telunjuk ke wajahwajah durjana
memerangi ketidakadilan
serta kemunafikan yang telah menjadi limbah kehidupan
lantanglah berteriak dalam rangkai puisi !
bung ! ...
karena ia suara hati nurani ,
walaupun puisi belum mampu sepenuhnya
memberikan pencerahan ke dalam hati masyarakat
yang dengan mudah disulut api pertikaian antar kampung
antar kelompok , bahkan karena perbedaan keyakinan
walaupun puisi tak mampu menyadarkan elite politik
untuk peduli dan berdaya membela TkI dan TKW
yang akan dihukum mati di luar negeri
seperti di malaysia atau di arab saudi
sekalipun puisi tak bisa mencegah kriminalisasi di tanah air ini
kebenaran yang selalu dizalimi,
mungkin kalian masih ingat kasus jaksa Antasari
lantanglah teriakan puisi !
sekalipun kezaliman, manipulasi proses pemilu,
character assasination senantiasa sudah menjadi
santapan sehari-hari
lantanglah gema puisi !
kalian lihatlah , bung !
pada saat orang jujur dianggap musuh
sedangkan persekongkolan keculasan dijadikan sahabat
hingga si ” Alif ” dan keluarganya diusir dari rumah sendiri
karena dianggap musuh dalam selimut karena bernyanyi
membuka keculasan nyontek berjamaah ujian nasional
sementara Ruyati serta sederet ribuan TKI danTKW
yang telah memberi asi kepada negeri ini,
nasibnya tragis terkatung-katung seperti di ujung tanduk
tergantung tak bertali
bahkan masih banyak yang tak tahu kabar beritanya hingga kini
entah masih hidup atau sudah ditelan bumi.
negeri ini ;
seperti bulan pucat pasi, walau bercahaya namun muram tak berseri
menyimpan nestapa dalam diri sendiri
atau bagai pelangi yang hampir tak berwarna-warni
kalian saksikanlah , bung !
bencana demi bencana di ranah ibu Pertiwi
masih menyesakkan dadaku,
mengintai kecemasanku sepanjang waktu
tidakkah terasa di ulu hati kalian,
wahai saudaraku ?
seolah-olah ia datang menerjang merasuk dalam
mimpi-mimpiku dini hari
bencana alam,
bencana teroris sampai bencana korupsi
masih saja zigzag hiruk pikuk menjadi limbah busuk bangsa ini
aromanya menusuk-nusuk tulang hidungku yang tak mancung
seperti kutu menjadi hama di kepala sendiri
kondisi perekonomian negara masih tak menentu
kadang inflasi acapkali tersiar setiap hari di televisi
siapa yang tak nyeri ?
lihatlah !, bung !, lihatlah !
banyak orang-orang kaya mengambil keuntungan sendiri
bermain valuta asing menumpuk pundi-pundi
preman-preman keluar-masuk menjadi politisi
mafia hukum semakin menjamur di setiap birokrasi
di instansi kejaksaan hingga di kantor polisi
memanipulasi aksi-aksi, bersandiwara demi mencapai ambisi
sedangkan lapangan kerja sulit dicari,
anak-anak bangsa lari ke luar negeri . daripada mati di lumbung padi
mengais emas permata mencari sesuap nasi
menjadi TKI dan TKW di luar negeri
hingga akhirnya dihukum mati atau bunuh diri
sebab mempertahankan diri daripada diperkosa dan dizlimi
karena tak tahan menanggung malu pulang gigit jari
sementara emas dan permata di tanah airku telah dicuri
dikeruk oleh kapitalis kaum borjuis dari luar negeri
bekerjasama bersekongkol mendapatkan izin pertambangan dengan pejabat negeri
sungguh celaka, aku tak tahu arti hakikat merdeka bangsa
sedangkan orang miskin makan nasi akik
makan nasi basi dan makan ubi
ketika subsidi BBM akan disunati,
ah tentu saja harga-harga sandang pangan dan papan
akan melambung tinggi
rakyat semakin tak mampu membeli sembako
untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari
di saat anggota dewan sibuk melancong keluar negeri
banyak koruptor bebas melarikan diri menghindari jeruji besi
pengangguran semakin meninggi
perusahaan vital negara terus diakuisisi
devisit anggaran tak bisa dicarikan solusi,
namun kalau peluang korupsi bisa diakali
sejak kapan indonesia impor pelacur hingga impor daging sapi ?
ah barangkali mereka belum tahu
lokalisasi teleju,
kramat tunggak
lokalisasi gang dolli
bahkan ribuan lokalisasi di perusahaan perkebunan-perkebunan
dan pertambangan berserak di negeri ini
kenapa penguasa takut diancam australia stop export sapi ,?
Sekaligus penyakit kuku dan penyakit mulut pun ikut terbawa di export
indonesia tak berkutik seperti tak bergigi
kami bukan bodoh tuan ,jangan dibodoh-bodohi
itu hanya permainan kalian kongkalingkong pejabat kotor
kalian pikir kami tak tahu isi kepala kalian tuan-tuan pejabat
kalian orang hebat otak kalian tersumbat
kalian hanya mencari sela untuk berkolusi
mencari uang sampingan mengemis uang komisi
karena di negeri ini semakin sempit ruang untuk korupsi
bangsaku ini telah lama impor gembong teroris ,
impor pakaian bekas sampai impor beras
kurang apa tanah airku ini ?
tanah yang terbentang begitu luas
subur makmur tanah gembur
gema ripah loh jinawi
hutan-hutan rimba , kekayaan perut bumi
bernilai tinggi, limpahan berakah Ilahi
dahulu sebelum era reformasi
apa saja bisa diexport, bangsa ini tersohor
lalu zaman sekarang ? jangankan swasembada beras,
mengatur harga sembako saja tak tuntas
tulang iga negara patah dihantam teror
teror kapitalis,
teror jihad,
teror IMF
hingga teror perdagangan bebas
lalu apa yang bisa kalian lakukan ?
ikut membasmi atau ikut ambil bagian di setiap kesempatan ?
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
Bintang Kejora , Pelalawan Riau Juni-Juli 2011
( pondok aksara )
0 Comments:
Posting Komentar