Melahirkan lalu menimang bayi mungil adalah idaman para wanita.
Tapi terkadang, di tengah rasa bahagia itu, muncul sedikit kegelisahan. Ini
lantaran kondisi kulit tubuh yang tak lagi semulus dulu. Menghadapi hal ini, menurut dr Dewi Inong
Irana SpKK, para wanita sebenarnya tak perlu terlampau risau. Yang penting,
konsultasilah ke dokter sesegera mungkin.
Hanya, banyak wanita hamil yang tak berani datang ke dokter.
Alasannya, khawatir jika obat atau krem yang diresepkan bakal berpengaruh pada
perkembangan janin. Padahal tak selalu demikian. Menurut Dewi, ada beberapa
masalah kulit khas ibu hamil yang bisa 'dibereskan' usai persalinan.
Sebaliknya, ada yang harus segera diobati pada saat hamil.
Jika yang Anda alami adalah kulit menjadi kehitaman, sejatinya
Anda tak perlu cemas. Sebab, kelainan ini disebabkan oleh hormon, yang akan
pulih usai melahirkan. Hanya saja, proses pemulihan itu butuh waktu lumayan
lama, sekitar enam sampai 18 bulan. ''Mereka ini tidak wajib ke dokter.
Kalaupun ke dokter kulit, biasanya akan diberi krim pemutih yang aman bagi
janin,'' terang dokter yang menempuh pendidikan spesialisnya di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
ini.
Seperti halnya kulit kehitaman di sekitar leher, wajah yang
berjerawat hebat saat hamil juga karena pengaruh hormon. Namun, untuk masalah
jerawat, Dewi menganjurkan untuk segera konsultasi ke dokter kulit. ''Salah
kalau mereka berpikir ke dokternya nanti saja setelah melahirkan. Jerawat itu
harus diobati, kalau dibiarkan akan berbekas. Sayang kan , kulit menjadi tidak bersih lagi.''
Bagaimana dengan gurat-gurat putih di kulit (stretch mark)? Mitos
yang berkembang di masyarakat adalah, gurat-gurat putih itu muncul akibat
garukan tangan lantaran gatal yang amat sangat. Anggapan itu, menurut Dewi,
tidak benar. Gurat-gurat di kulit itu muncul akibat pengaruh hormon yang
dihasilkan plasenta dan proses melarnya kulit.
Adakah cara agar gurat-gurat di kulit tersebut tidak muncul?
''Bisa saja,'' ujar Dewi. Langkah awal, cobalah setiap hari mengoleskan
pelembab yang aman di perut, semisal pelembab bayi. Dengan begitu, ketika kulit
melar, jaringan penunjang kulit tidak terlalu pecah.
Stretch mark, menurut Dewi, muncul dalam dua fase. Fase pertama,
muncul pada usia kehamilan sekitar empat atau lima bulan. Pada fase ini, guratan-guratan
masih berwarna merah. Fase berikutnya, warna guratan telah berubah menjadi
putih.
Nah, jika Anda ingin memiliki kulit mulus tanpa guratan, Dewi
menyarankan untuk segera berobat ke dokter kulit ketika guratan masih merah.
Jangan terlambat. Sebab, jika stretch mark sudah berwarna putih, tak akan bisa
disembuhkan. Ini karena jaringan kulitnya sudah sobek, sehingga tidak bisa
disambung kembali.
''Kalau sudah fase putih, memakai krim apapun atau laser tak akan
bisa sembuh. Kalaupun ada krim yang mempromosikan dapat menghilangkan stretch
mark, itu tidak benar, paling hanya menyamarkan. Tidak mungkin kulit bisa
normal lagi,'' papar dia.
Lain cerita jika Anda segera berobat. ''Insya Allah, kalau fase
awal sudah dibawa ke dokter, kulit perut bisa mulus lagi.'' Jangan khawatir,
obat yang diberikan dokter aman kok buat janin. Sebut saja misalnya, vitamin A,
vitamin C, dan krim khusus untuk merangsang kolagen terbentuk kembali.
REPUBLIKA.CO.ID, Sabtu, 14 Juli 2012, 06:31 WIB
Redaktur: Endah Hapsari
Reporter: Susie Evidia
0 Comments:
Posting Komentar