Assalamualaikum,
Israel dengan sangat brutal melakukan penyerangan ke palestina secara terus menerus dari dahulu hingga yang terakhir ke Gaza dengan mengerahkan mesin perangnya (pesawat, tank dan helikopter). Kalau senjata kita semua sudah mahfum bahwa mereka mendapat dukungan dari Amerika serikat.
Akan tetapi semua bom, peluru tersebut tidak bisa sampai ke gaza jika mesin perang mereka tidak disupplay BBM. Nah sekarang pertanyaannya apakah Israel mempunyai ladang minyak sendiri ? (saya tidak pernah mendengar hal ini) kalaupun ada pastilah tidak sebesar negara-negara arab disekitarnya.
Jadi bagaimana bisa menghentikan israel untuk menyerang palestina jika mereka terus mendapat suplay minyak dari saudara-saudara kita sendiri sesama muslim.
Jika analisa saya ini benar, saya sangat sedih bahwa penguasa-penguasa arab memang benar-benar keterlaluan. Semoga Allah membukakan pintu rahmat dan hidayah agar mereka tidak menjadi pengikut-pengikut Dajjal.
Wassalamualaikum,
Wa’alaykumusalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bapak Abu Ahmad yang selalu dirahmati Allah SWT, kita semua sudah mafhum jika “Negara” Zionis-Israel berdiri di atas tanah milik bangsa Palestina, dengan mengusir dan membunuh penduduk aslinya. Hal ini bisa terlaksana berkat dukungan Inggris dan Amerika Serikat. Dan sepanjang sejarah kita juga tahu bahwa bangsa Zionis-Yahudi itu selalu saja menunjukkan diri sebagai pewaris iblis: selalu berkhianat, angkuh, fasik, rasialis, dan semua sifat-sifat iblis ada di dalam dirinya. Sebab itu, Allah SWT pernah mengutuk mereka menjadi bangsa kera dan babi.
Benar kata bapak, Zionis-Israel tidak akan bisa mengerahkan segala mesin perangnya jika tidak memiliki cadangan BBM yang banyak. Dari mana asal BBM tersebut? Ya dari negara-negara sekitarnya, negara-negara Arab yang sudah meresmikan hubungan dagang dan juga diplomatik dengan Israel. Mereka antara lain Saudi Arabia, Mesir, Kuwait, dan sebagainya.
Dan jangan lupa juga bahwa sekarang ini Irak dan Afghanistan pun tengah dijajah Amerika Serikat, sebab itu, bukan perkara sulit bagi “The Big Brother of Zionis-Israel” ini untuk bisa mengucurkan BBM dari Afghanistan dan Irak yang merupakan negara-negara yang kaya dengan kandungan migasnya. AS bukan saja menyuplai migas kepada Zionis-Israel tetapi juga mengirimkan sekurangnya dua kapal besar amunisi dan segala macam persenjataan kepada Zionis-Israel.
Kenyataan bahwa migas negara-negara Arab digunakan oleh Zionis-Israel untuk membantai warga Jalur Gaza memang sangat menyedihkan. Andai saja pemerintah atau penguasa negara-negara Arab tersebut mau melakukan boikot terhadap Zionis-Israel, maka dengan sendirinya Israel akan lumpuh.
Namun aksi boikot yang diserukan ulama-ulama dunia—terkecuali ulama-ulama kerajaan Saudi dan para pengikutnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang menyebut aksi boikot terhadap Israel adalah bid’ah—ternyata oleh para penguaa Arab sama sekali tidak diindahkan. Para penguasa Arab masih saja bersahabat dan bermesraan dengan para Zionis ini, walau saudara-saudara mereka tengah disembelih di depan halaman rumahnya sendiri. Sebab itu saya berkeyakinan jika yang menguasai negara-negara Arab sekarang ini, yang bersahabat dengan Zionis-Israel, adalah mereka yang keturunan Abu Jahal, Firaun, Qarun, Bal’am, Abdullah bin Ubay, dan sebagainya. Adalah fakta jika mereka ini sesungguhnya bukan pewaris ajaran Muhammad SAW, walau mungkin jenggot mereka lebih panjang dari kita, bukankah Karl Marx-nabinya kaum Komunis itu—jenggotnya juga sangat panjang?
Sebab itu, mudah-mudahan, penguara-penguasa Arab seperti sekarang ini, para pangeran, para raja, para presidennya, para ulama yang lebih takut kepada Sultan ketimbang Allah SWT, segera ditumbangkan saja dan diganti dengan para pengikut Muhammad SAW yang sebenarnya, yang berani menegakkan Islam sebagai ajaran yang kafah dan syumuliyah, bukan sebatas agama yang mengurusi bid’ah dan tuding sana-tuding sini. Amien Ya Allah. Wallahu’aam bishawab.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
silahkan klik disini >>> Darimana Israel mendapatkan minyak ? - Eramuslim
0 Comments:
Posting Komentar