Komite internasional dari ilmu taksonomi dan ahli terkait memilih 10 spesies paling top dari sekitar 18.000 spesies yang baru dinamakan sepanjang tahun lalu hingga daftar tersebut dirilis pada bulan Mei. 10 Spesies paling top ini akan diumumkan bertepatan dengan hari ulang tahun Carolus Linnaeus, ahli pertanian Swedia yang hidup pada abad ke 18. Ia merupakan ayah dari lahirnya taksonomi modern yang kini kita kenal.
Daftar tahunan ini pertama diterbitkan pada 2008 dan mengundang perhatian untuk penemuan spesies lainnya yang terancam punah sebelum dapat teridentifikasi. Top 10 spesies ini dirancang untuk menarik perhatian dari para pahlawan tanpa tanda jasa yang mengatasi krisis biodiversitas dengan melengkapi inventaris tanaman, hewan, dan mikroba yang terdapat di planet bumi. Setiap tahunnya, komunitas kecil yang berdedikasi di bidang taksonomi dan kurator sebetulnya mencoba meningkatkan pemahaman kita tentang diversitas dalam kehidupan dan berbagai cara menakjubkan pada spesies yang berusaha bertahan hidup.
Para anggota komite seleksi terkagum dengan dua spesies yaitu sejenis udang bernama Liropus minusculus dengan bentuk yang fantastis, dan sejenis tokek pengganggu seperti layaknya monster imajinasi yang sering muncul di TV. ”Monster yang cantik, aku akan mengatakan itu!” begitu menurut Valdecasas, pimpinan dari komite seleksi daftar 10 spesies ini.
Berikut 10 spesies paling top yang baru ditemukan pada 2014 ini.
1. Bassaricyon neblina
Karnivora terbaru yang bersembunyi di Pohon Bassaricyon yang berlokasi di Ekuador. Bentuk olinguito ini seperti persilangan antara kucing hutan dan beruang bermata lebar. Hewan ini hidup secara tersembunyi di hutan pada pegunungan Andes yang terletak di perbatasan Kolombia dan Ekuador.
Hewan ini merupakan karnivora yang berasal dari family Procyonidae, dimana terdapat hewan rakun dalam family tersebut. Olinguito berukuran lebih kecil, kuat, dan biasanya memiliki berat sekitar 2 kilogram. Olinguito merupakan mamalia karnivora yang habitatnya kini terancam karena maraknya penebangan hutan.
2. Dracaena kaweesakii
Nama pohon ini seperti yang terdengar pada sosok di Game of Throne. Pohon Naga ini berdiri setinggi 12 meter, sulit dipercaya bahwa pohon ini tidak disadari sekian lama. Indah, lembut, daun berbentuk pedang dengan ujung berwarna putih, dan bunga berwarna krim dengan filamen orange yang cerah menjadi penanda dari tumbuhan yang luar biasa ini.
Pohon naga ini ditemukan pada pegunungan batu kapur di provinsi Loei dan Lop di Thailand, serta ditemukan di beberapa wilayah Burma. Pohon yang tergolong tanaman holtikultura ini hanya berjumlah sedikit, mungkin sekitar 2.500, dan fakta bahwa pohon ini tumbuh di batu kapur membuat spesies ini telah berada pada konservasi awal dengan status terancam punah.
3. Edwardsiella andrillae
Spesies dari anemon laut ini hidup dibawah glasier yang terdapat pada Bukit Es Ross di Antartika. Spesies ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang keberadaannya. Masih belum jelas bagaimana spesies ini bertahan pada kondisi yang keras di habitat tersebut. Hewan ini merupakan spesies yang paling pertama dari anemon laut yang dilaporkan hidup di es.
Anemon Andrill ditemukan saat Antartic Geological Drilling Program (ANDRILL) mengirim kendaraan yang dikendalikan jarak jauh yang beropasi pada lubang yang telah dibor pada bukti es. Penemuan ini mengungkap adanya makhluk kecil, dengan panjang kurang 2,5 sentimeter, dengan dengan sebagian besar tubuh kuncupnya membenamkan diri pada bukit es dan mereka memiliki sekitar dua lusin tentakel yang menggantung di bagian air yang dingin.
4. Liropus minusculus
Udang kerdil ini merupakan udang berukuran terkecil untuk genusnya, dikenali dari spesimen yang awalnya dikumpulkan dari goa di pulau yang romantis, sunny Santa Catalina, di perairan pantai Bagian Selatan California. Bagian dari keluarga laut ini dikenal juga sebagai udang skeleton, ukurannya hanya beda tipis dengan colekan saus saat makan gorengan.
Genus dari udang skeleton ini pertama kali yang dilaporkan hidup pada perairan bagian timur laut Samudera Pasifik. Spesies terbaru ini terlihat menakutkan, berpenampilan transparan yang membuatnya menunjukkan struktur tulangnya. Ukuran tubuh udang jantan hanya berukuran 3,3 milimeter, sementara ukuran tubuh udang betina bahkan lebih kecil dengan ukuran 2,1 milimeter.
5. Penicillium vanoranjei
Memiliki ciri khas berwarna oranye cerah, nama cendawan ini sebenarnya merupakan tribut bagi keluarga kerajaan Belanda, terutama pada Royal Highness Prince of Orange. Cendawan ini disampaikan pertama kali pada jurnal yang terbit di Belanda. Penicillium oranye ini ditemukan terkurung pada tanah yang terdapat di Tunisia. Spesies ini juga menghasilkan matriks selular ekstra seperti kertas yang dapat berfungsi sebagai pelindung dari musim kemarau.
6. Saltuarius eximius
Tidak mudah untuk menangkap tokek ini, yang memiliki ekor sangat lebar yang berfungsi sebagai bagian pada kamuflase yang ia lakukan. Dengan tungkai yang lebih panjang, tubuh yang lebih ramping dan mata yang lebih besar dibanding spesies Saltuarius lainnya, hewan yang satu ini memiliki warna belang yang membuatnya dapat melebur dengan lingkungan sekitarnya.
Berhabitat pada wilayah bebatuan di hutan hujan, tokek ini mirip seperti burung hantu. Tokek ini ditemukan pada permukaan vertikal seperti batu dan pohon saat ia menunggu untuk memangsa. Survey pada habitat serupa disekitar area dimana spesies ini ditemukan ternyata tidak membuat para peneliti menemukan populasi tambahan, jadi sepertinya hewan ini adalah spesies langka. Tokek berekor daun tersebut ditemukan pada medan bebatuan yang tersembunyi pada hutan hujan di Area Melville di timur Australia.
7. Spiculosiphon oceana
Organisme bersel satu yang hidup dengan tinggi 4-5 senti meter ini merupakan makhluk bersel tunggal terbesar yang ada di dunia saat ini. Organisme ini ditemukan pada Laut Mediterrania di tempat berkumpulnya spikula silika, yang sebenarnya adalah fragmen dari spons. Organisme ini menggunakan lingkungannya untuk menyusun cangkang.
Organisme ini lebih terlihat seperti spons karnivora yang memakan invertebrata lewat perangkap yang terdapat pada struktur silika tersebut. Spesies ini ditemukan di gua pada kedalaman 30 meter dibawah laut di perairan pantai tenggara dari Spanyol. Yang menarik, mereka berada pada gua yang sama dengan spons karnivora yang pertama kali ditemukan.
8. Tersicoccus phoenicis
Terdapat beberapa hal yang kita tidak inginkan untuk dikirimkan ke luar angkasa dan penemuan baru mikroba yang hidup di ruangan bersih ini merupakan salah satunya. Ditemukan pada ruang dimana pesawat luar angkasa dirakit, spesies mikroba ini dapat berpotensi mengkontaminasi planet lainnya lewat kunjungan pesawat luar angkasa.
Tersicoccus phoenicis secara independen dikumpulkan dari lantai pada dua ruangan bersih yang terpisah berjarak sekitar 2.500 mil, satu di Florida dan satu lagi di Guyana Prancis. Meski sterilisasi rutin mampu mengurangi mikroba yang ditemukan di ruangan bersih tersebut, beberapa spesies yang resisten dapat menoleransi cuaca kering ekstrim, rentang yang lebar pada kelembaban, temperatur, dan garam, serta paparan cahaya UV atau hidrogen peroksida.
9. Tinkerbella nana
Berukuran kecil dengan sayap yang sangat halus pada tawon parasitoid family Mymaridae ini memiliki nama berupa Tinerkbella nana. Hewan ini berukuran hanya sekitar 250 mikro meter dan merupakan yang serangga terkecil pada family-nya. Hewan ini diperkirakan memiliki sekitar 1.400 spesies dengan family yang telah dikenal. Spesies baru ini dikumpulkan dengan menyusuri vegetasi pada hutan di Stasiun Biologi LaSelva di Kosta Rika. Meski induk dari hewan ini belum diketahui, diperkirakan durasi hidup dari hewan ini tidak lebih dari beberapa hari dan mereka menyerang telur dari serangga lainnya.
10. Zospeum tholussum
Hidup di area yang sangat gelap sekitar 900 meter lebih dari permukaan gua Lukina Jama-Trojama bagian selatan Kroasia, siput tanah ini tidak memiliki mata dan tidak memiliki pigmentasi kulit sehingga terlihat seperti hantu. Hanya terdapat satu spesimen hidup yang terkumpul pada sebuah gua besar di bebatuan dan pasir dengan aliran kecil air yang mengalir di dekatnya. Meski begitu, terdapat banyak cangkang yang juga ditemukan pada area tersebut.
Bahkan dibanding siput pada umumnya, Zospeum tholossum ini bergerak sangat lambat. Hanya beberapa milimeter atau sentimeter dalam tempo satu minggu. Siput yang hanya berukuran sekitar 2 milimeter ini diperkirakan dapat berpindah pada arus air atau menumpang pada hewan gua lainnya, seperti kelelawar atau jangkrik, untuk berpindah pada jarak yang lebih jauh.
0 Comments:
Posting Komentar