Sebagian Besar Penduduk di Negara Kita ini mempunyai mata pencaharian sebagai Petani dan Buruh Tani, Tidak mengherankan mengapa Negara Kita ini di juluki sebagai Negara Agraris. Karena Faktor ini pula lah para Pelaut Asing dulu singgah dan akhirnya menjajah Negara ini. Dahulu sebutan Negara Agraris masih sangat layak disanding oleh Negara ini dengan program swasembada pangannya, tapi sekarang ? Kita semua pasti sudah mengetahui jawabannya. Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh Para Petani Kita Saat ini, bahkan mungkin masih akan dirasakan sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Imbasnya tentu saja paling besar di rasakan oleh Petani, dan akhirnya seluruh Masyarakat Kita juga lah yang akan merasakannya, karena semua kita membutuhkan makanan dan makanan itu diperoleh dari hasil bertani dan bercocok tanam.
MASALAH UTAMA PETANI DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini Petani kita mempunyai beberapa permasalah mendasar, diantaranya :
1. Mulai Terbatasnya Lahan
2. Bibit, Pupuk dan Pestisida yang Langka serta Mahal
3. Struktur Tanah Yang Tidak Baik
4. Sosialisasi Teknologi yang Masih Kurang
Tentang Kebijakan Yang Tidak Pernah Memihak
Pemerintah dinilai kurang berpihak kepada sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada sektor pertanian, termasuk semakin banyaknya kebijakan yang terkait dibukanya kran impor sektor pertanian, dan rendahnya posisi tawar petani terhadap bank, serta penurunan jumlah petani. Selain kebijakan tersebut diatas, hal lain yang yang menjadi persoalan adalah masalah modal, untuk mulai menanam dan memelihara tentu saja harus ada modal, dan untuk memperoleh modal biasanya melalui pinjaman, ternyata untuk memperoleh modal itu sangat sulit. Modal tidak ada, biaya produksi mahal dan terbatas, hasil panen murah… Lengkap Sudah penderitaan petani kita.
Kebijakan dalam sektor pertanian akan menyangkut nasib jutaan petani. Karenanya, kebijakan yang salah akan menyengsarakan petani, dan bukan hal yang mustahil pengentasan kemiskinan yang terus digadang-gadang pemerintah akan segera berhasil, malah akan gagal total dengan bertambahnya penduduk miskin dari sektor pertanian. Apalagi, industrialisasi yang tak kenal nurani semakin memperparah sektor pertanian di Indonesia. Proses industrialisasi ini mengorbankan salah satu sektor penting dan jati diri bangsa, pertanian. Lahan-lahan pertanian dibabat habis untuk mendirikan pabrik dan pusat-pusat perbelanjaan modern, serta properti. Semua didirikan di atas lahan yang dulunya adalah lahan pertanian.
Untuk meredam gejolak harga dan inflasi, pemerintah melakukan jalan pintas untuk menambah stok pangan dalam negeri yakni dengan impor pangan. Sejatinya, apabila setiap kali muncul masalah pangan dan solusinya hanya impor, maka pemerintah semakin tidak peduli pada nasib petani. Sebetulnya petani tidak muluk-muluk dalam mencari harga yang pas untuk hasil pertaniannya. Mereka hanya ingin sejahtera, dan hasil yang mereka tanam dapat mereka tuai, meski tidak banyak asalkan bisa menghidupi keluarga. Tapi, pemerintah sering salah kaprah dalam mengambil kebijakan. Ketika stok pangan di pasar sedikit, dengan mudahnya melakukan impor pangan untuk stabilisasi harga yang dilakukan terus menerus tanpa memikirkan nasib petani yang semakin terjepit.
Bagaimana Dengan di Luar Negeri ?
Kita perlu menengok sedikit ke negara-negara yang memiliki industri yang sudah sangat maju. Negara super power seperti Amerika Serikat (AS) ternyata tak mengesampingkan masalah ketahanan pangan mereka. Terbukti, AS dengan nyaman berada di posisi puncak. Singapura, Jepang, dan Korea yang merupakan negara maju di Asia juga tak mau kalah. Masing-masing berada di peringkat 16, 20, dan 25.Salah satu teori menyebutkan bahwa kelaparan adalah bencana kemanusiaan yang akan terjadi apabila rumusan kebijakan pertanian tidak tepat. Kebijakan yang tepat adalah kebijakan yang berpihak pada pelaku sektor pertanian. Oleh karena itu, kebijakan dalam sektor ini harus dipikirkan secara matang sebelum diterapkan dan tentunya harus dipikirkan pula dampak positif serta negatifnya, bagi petani maupun bagi masyarakat secara luas.
Industri memang menjadi salah satu kiblat yang menunjukkan bahwa satu negara sudah maju atau belum. Tapi tentunya tidak mengesampingkan ketahanan pangan dan sektor pertanian yang selama ini kita banggakan. Terbukti, negara-negara maju seperti AS dan Jepang pun tak melepas begitu saja sektor ini. Begitu pun dengan Thailand yang sangat bangga bisa menjadi negara langganan impor beras bagi Indonesia.
(Artikel Pada Koran Suara Karya 10 Februari 2014)
Harapan Dimasa Mendatang
Semoga itu bukan hanya sekedar rangkaian kata, semoga kedepannya Nasib Petani Kita menjadi lebih baik lagi, Jika guru diberikan gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, maka Saat ini bisa dikatakan bahwa Petani adalah Pahlawan yang sesungguhnya.
0 Comments:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.