DINDA
oleh BINTANG KEJORA II pada 2011 jam 22:43
adikku yang manis seperti gula, walau manismu tak semanis gula,
tapi manis kulihat dan kurasa. maafkan aku yang tak bisa manis di hatimu.
maafkan kandamu yang kini membawamu menuju ke suatu persimpangan,
tapi itu bukanlah jurang pemisah. jangan kau ragu atau bimbang menentukan arah tujuan.
ikutilah langkaku !
tetaplah berada di sampingku !
persimpangan ini hanya sebuah persimpangan, ia bukan penghalang langkah kita
atau membuat langkah kita membenturkan arah yang berbeda
kita hanya membutuhkan keyakinan untuk menentukan arah
kemana langkah ini hendak kita tuju
kau tahu kekasih ;
cuaca tak selamanya mendung
dan hujan tak selamanya mengurung kita
pada sebuah limbung untuk berteduh
terik mentari tak selalu kerontang meranggas
membuat segalanya kandas
kadangkala mendung pun tak selalu akan turun hujan
mentari akan terus terbit di ufuk timur
dan akan kembali tenggelam di ufuk barat
waktu tak pernah berhenti berjalan ,sekalipun hujan badai
menerjang hari-hari
pelangi akan lahir di balik mendung awan
setelah hujan itu reda
burung-burung akan berdendang riang kala mentari
bersinar cerah membuka pintu pagi
sumringah di hati
senyum berseri bak bunga-bunga mekar bersemi harum mewangi
begitulah putaran roda waktu
adakalanya pagi merindukan siang
lalu siang senantiasa mendambakan lembayung senja
di kala petang
sebelum malam datang
rapatkan hatimu di barisan hatiku
kekasih ;
agar luka hari tak repih
agar nyeri waktu tak terasa pedih
di dada kita yang pipih
kau tahu ?
di dunia fatamorghana yang fana
tak ada jalan yang lurus kekasih
kecuali jalan yang lurus menuju kepada-Nya
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
0 Comments:
Posting Komentar