PUISI PASI ; TAK ADA GUNA AKU BERPUISI
tak ada guna aku berpuisi
puisi hanya deretan rangkaian huruf hidup dan huruf mati
yang tergeletak di lemari
atau di laci
hanya dibaca ketika jiwa terasa nyeri
atau ketika sepi terasa menyileti
kenapa ?
sebab puisi ternyata tak mampu merubah
perilaku bejat para pejabat laknat di negeri ini
tiada guna aku menulis puisi
karena puisi bukan senjata
atau pedang yang bisa menebas perilku korupsi
sebab puisi tak mampu memberikan pencerahan ke dalam hati
masyarakat yang dengan mudah disulut api pertikaian antar kampung
antar kelompok , bahkan karena perbedaan keyakinan
sebab puisi tak mampu menyadarkan elite politik
untuk peduli dan berdaya membela Tki dan Tkw yang akan dihukum mati
di luar negeri seperti di malaysia atau di arab saudi
percuma aku merangkai puisi
sebab puisi tak bisa mencegah kriminalisasi di tanah air ini
kebenaran selalu dizalimi, sebagai contoh kasus Antasari
sementara kezaliman, manipulasi penghitungan kursi,
character assasination senantiasa sudah menjadi
santapan sehari-hari
orang jujur dianggap musuh
sedangkan persekongkolan keculasan dijadikan sahabat
hingga si ”Alif” dan keluarganya diusir dari rumah sendiri
karena dianggap musuh dalam selimut karena bernyanyi
membuka keculasan nyontek berjamaah ujian nasioanal
sementara Ruyati serta sederet ribuan tki dan tkw
yang telah memberi asi kepada negeri ini,
nasibnya tragis terkatung-katung seperti di ujung tanduk tergantung tak bertali
bahkan masih banyak yang tak tahu kabar beritanya hingga kini
entah masih hidup atau sudah mati.
negeri ini ;
seperti bulan pucat pasi, walau bercahaya namun muram tak berseri
bencana demi bencana di dada ibu Pertiwi
masih menyesakkan dadaku mengintai kecemasan sepanjang waktu
tidakkah terasa di dada kalian ?
wahai saudaraku ?
seolah-olah ia datang menerjang merasuk dalam
mimpi-mimpiku dini hari
bencana alam,
bencana teroris sampai bencana korupsi
masih saja zigzag hiruk pikuk menjadi limbah busuk bangsa ini
seperti kutu menjadi hama di kepala sendiri
kondisi perekonomian negara masih tak menentu
kadang inflasi acapkali tersiar setiap hari di televisi
siapa tak nyeri ?
banyak orang-orang kaya mengambil keuntungan sendiri
bermain valuta asing menumpuk pundi-pundi
preman-preman berseliweran menjadi politisi
mafia hukum semakin bertambah jumlahnya
di instansi kejaksaan hingga di kantor polisi
memanipulasi aksi-aksi, bersandiwara demi mencapai ambisi
sedangkan lapangan kerja sulit dicari,
anak-anak bangsa lari ke luar negeri . daripada mati di lumbung padi
mengutip emas permata mencari sesuap nasi
hingga akhirnya dihukum mati atau bunuh diri
karena tak tahan menanggung malu pulang gigit jari
sementara emas dan permata telah dicuri,
dikeruk oleh kapitalis kaum borjuis dari luar negeri
sedangkan orang miskin makan nasi akik
makan nasi basi dan makan ubi
sementara subsidi BBM akan disunati,
ah harga-harga sandang pangan dan papan akan melambung tinggi
kami semakin tak mampu membeli untuk kebutuhan sembako sehari-hari
disaat anggota dewan sibuk melancong keluar negeri
banyak koruptor bebas melarikan diri menghindari jeruji besi
pengangguran semakin meninggi
perusahaan vital negara terus diakuisisi
devisit anggaran tak bisa dicarikan solusi,
namun kalau peluang korupsi bisa diakali
sejak kapan indonesia impor pelacur hingga impor daging sapi ?
ah barangkali mereka belum tahu
lokalisasi teleju,
kramat tunggak
lokalisasi gang dolli
bahkan ribuan lokalisasi di perusahaan perkebunan-perkebunan dan pertambangan berserak di negeri ini
kenapa penguasa takut diancam australia stop export sapi ,?
indonesia tak berkutik seperti tak bernyali
ah, padahal kalian tahu ? bukan sapi saja yang di export
bahkan penyakit kuku dan penyakit mulut pun ikut terbawa di export
dalam permainan kongkalingkong pejabat kotor
kami bukan bodoh tuan ,jangan dibodoh-bodohi
kalian pikir kami tak tahu isi kepala kalian tuan-tuan pejabat
kalian orang hebat otak kalian tersumbat
kalian hanya mencari sela untuk berkolusi
mencari uang sampingan mengemis uang komisi
bangsaku ini telah lama impor gembong teroris ,
impor pakaian bekas sampai impor beras
kurang apa tanah airku ini ?
tanah yang terbentang begitu luas
subur makmur tanah gembur
gema ripah loh jinawi
hutan-hutan rimba , kekayaan perut bumi
bernilai tinggi
gema ripah loh jinawi ?..artinya kalian seperti jawi ?
tahi kucing lah
dahulu sebelum era reformasi
apa saja bisa diexpor, bangsa ini tersohor
lalu zaman sekarang ? jangankan swasembada beras,
mengatur harga sembako saja tak tuntas
ototmu ototku kendor , tulang iga negara patah dihantam teror
teror kapitalis,
teror jihad,
teror IMF
hingga teror perdagangan bebas
lalu apa yang bisa kalian lakukan ?
ikut membasmi atau ikut ambil bagian di setiap kesempatan
bangsat...!!!
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
Bintang Kejora II , Pelalawan Riau Juni-Juli 2011
( pondok aksara )
0 Comments:
Posting Komentar