PUISIKU KACAU BALAU, MULUT MEREKA MERACAU RACAU
oleh Bintang Kejora II pada 20 Februari 2011 jam 21:22
PUISIKU KACAU BALAU, MULUTKU DAN MULUT MEREKA MERACAU RACAU
Puisiku kacau beliau, mulutku, mulut mereka meracau racau
Di televisi para pengamat dan politisi sibuk bertikai
Saling tuding dan saling memaki
Situasi dan kondisi semakin melampau lampau,
terlampau lampau
Harga harga sandang, pangan dan papan kian tak menentu
Ada yang bermain api, bermain curang mengeruk keuntungan
Namun mereka tak juga hirau
Ku saksikan di layar kaca para politisi saling meracau membuat kacau
yang dulu musuh , sekarang menjadi kawan
Sebelum nya lawan sekarang jadi menjadi teman
Disaat supremasi hukum mulai ditegakan, walau masih terlihat pincang
Dibelahan negeri yang lain ku saksikan sesama saudaraku saling asah pedang
lalu Mengayunkan pedang kebencian itu dengan alasan menegakan kebenaran dan keyakinan
Mengatasnamakan kebenaran aqidah menurut pandangan sendiri, memberantas kemurtadan
Menegakan amar ma’ruf nahi munkar, memberatas kesesatan dengan kekerasan
Entah mana yang benar, kekerasan atau meluruskan keyakinan dengan cara nan santun
Situasi kacau balau, mata dan telinga seperti disayat pisau
Menyaksikan demonstrasi disana sini ,kacau balau
Melampau lampau, terlampau lampau
Besar pasak daripada tiang, ekonomi makin timpang
Tanah kering kerontang , hutan rimba banyak yang ditebang
Orang kaya semakin ruah, bagai air bah
orang miskin semakin bertambah
seperti rumput liar Yang Tumbuh di sembarang tempat
Jika ingin kaya harus kolusi dan korupsi,
Jika tak pandai memanfaatkan kesempatan gigit jari
Supremasi hukum tumpul keatas, tajam mengkilat ke bawah
Yang punya uang bisa melenggang bebas, yang tak punya uang kena tebas
Biaya pendidikan tetap tinggi, lowongan pekerjaan sulit dicari
Bencana tetap mengintai, nasib semakin sansai
Puisiku kacau balau, mulutku dan mulut mereka sama sama meracau
Kacau balau
BK II , PEKANBARU RIAU FEB 2011
Puisiku kacau beliau, mulutku, mulut mereka meracau racau
Di televisi para pengamat dan politisi sibuk bertikai
Saling tuding dan saling memaki
Situasi dan kondisi semakin melampau lampau,
terlampau lampau
Harga harga sandang, pangan dan papan kian tak menentu
Ada yang bermain api, bermain curang mengeruk keuntungan
Namun mereka tak juga hirau
Ku saksikan di layar kaca para politisi saling meracau membuat kacau
yang dulu musuh , sekarang menjadi kawan
Sebelum nya lawan sekarang jadi menjadi teman
Disaat supremasi hukum mulai ditegakan, walau masih terlihat pincang
Dibelahan negeri yang lain ku saksikan sesama saudaraku saling asah pedang
lalu Mengayunkan pedang kebencian itu dengan alasan menegakan kebenaran dan keyakinan
Mengatasnamakan kebenaran aqidah menurut pandangan sendiri, memberantas kemurtadan
Menegakan amar ma’ruf nahi munkar, memberatas kesesatan dengan kekerasan
Entah mana yang benar, kekerasan atau meluruskan keyakinan dengan cara nan santun
Situasi kacau balau, mata dan telinga seperti disayat pisau
Menyaksikan demonstrasi disana sini ,kacau balau
Melampau lampau, terlampau lampau
Besar pasak daripada tiang, ekonomi makin timpang
Tanah kering kerontang , hutan rimba banyak yang ditebang
Orang kaya semakin ruah, bagai air bah
orang miskin semakin bertambah
seperti rumput liar Yang Tumbuh di sembarang tempat
Jika ingin kaya harus kolusi dan korupsi,
Jika tak pandai memanfaatkan kesempatan gigit jari
Supremasi hukum tumpul keatas, tajam mengkilat ke bawah
Yang punya uang bisa melenggang bebas, yang tak punya uang kena tebas
Biaya pendidikan tetap tinggi, lowongan pekerjaan sulit dicari
Bencana tetap mengintai, nasib semakin sansai
Puisiku kacau balau, mulutku dan mulut mereka sama sama meracau
Kacau balau
BK II , PEKANBARU RIAU FEB 2011
0 Comments:
Posting Komentar