PANTUN SELOKA PANTUN GEMURUH HATI
Pantun seloka seloka pantun
Pantun memantul ke semua ruang
Melihat durian montong bibir manyun
Hendak dibeli tak punya uang
Apa hendak mau dikata
Sudahlah tercium durian baunya saja
Tiba-tiba turun hujan deras mendera
Basah kuyup badan menggigil pula
Beginilah nasib ditanggung badan
Bulan tua saku sobek pula
Ingin ini itu tak kesampaian
Akhirnya Cuma gigit jari saja
Seperti angin yang berhembus
Siang bolong cuaca panas terik
Keliling plaza cuman bisa mengendus
Habiskan waktu sekedar larak-lirik
Larak lirik mata memandang
melihat amoy-amoy lalu lalang
jantung bergemuruh dada terguncang
menyaksikan rok mini bergoyang goyang
bergoyang pohon di simpang tugu
melintas di depan penjual duku
tiba-tiba ban motor tergiling paku
terpaksa mendorong sambil menggerutu
menggerutu mengumpat cuaca panas
kerongkongan kering haus meranggas
peluh meleleh kulit mengelupas
duduk di bangku badan pun lemas
badan lemas perut keroncongan
uang di saku tinggal 30 ribuan
hanya cukup untuk mengganti ban
lapar dan haus terpaksa ditahan
Ondemande pedih kurasa pedih
hati galau jiwaku merepih
bagai puisi-puisi lirih
ku simpulkan tawa di dalam sedih
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
Bintang Kejora II , Juni 2011
0 Comments:
Posting Komentar