puisi : oleh Bintang Kejora pada 05 Juli 2011
bulan pucat pasi mengerang sendiri
mengintip burung hantu melintas membelah malam
angin diam, lalu bergerak diam-diam mengusir sejuk kelam
mengusap-ngusap dendam rindu yang bersemayam
dalam dada , lalu pecah di pundak malam
cahaya lampu jalanan kian redup
cemas menunggu tanda-tanda seakan turun hujan
hujan tak jua menetas, namun angin menggigil sendiri
bergerak diam-diam
menggigilkan rindu padamu kekasih
oh, malam kian larut
larut dalam hening, semakin larut
dalam gelas kopi, semaki larut dalam sepi
geliat malam menggelinyang menelan sunyi
desah gundah pecah di perut malam,menyusul pagi
kutelan bayang rindu yang kian beku, padamu
kekasih ;
rembulan pucat pasi
diam menanti pagi
angin sayup-sayup bergerak pelan-pelan
meninggalkan rindu diam-diam
padamu kekasih
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
BK , PEKANBARU -PELALAWAN 2011
0 Comments:
Posting Komentar