Ditulis tanggal : 31 - 10 - 2011 | 09:01:43 "Kekuatan ilmu terletak pada bagaimana kita berbagi" Alkisah seorang pangeran bernama Narciscus sangat mengagumi ketampanannya. Sang pangeran suka berlama-lama di sebuah telaga. Pada suatu ketika, dia melihat bayangan wajah tampannya di telaga itu. Menangislah ia, kemudian menyadari tentang kekuatan yang maha dasyat dibalik ketampanannya. Berawal dari kisah itulah muncul kata narcis yang kini akrab ditelinga kita, khususnya para blogger. Dalam perkembangannya, narcis diartikan terlalu membanggakan diri sendiri, terlalu percaya diri yang berlebihan. Suka menampakkan sisi yang dirasa menonjol kepada orang lain. Padahal kalau kita mau mencermati kisah Narciscus, kita akan menyadari setiap apa yang kita kerjakan. Menyadari bahwa manusia hanyalah sebutir pasir di padang gurun. Kecil sekali. Kesombongan, apalah artinya. Bagi yang ingin atau sudah bergelut di dunia blogging. Jika kita mau berpikir dan merenung sejenak. Kita akan merasakan hal semacam ini. Kita akan selalu dihinggapi pertanyaan-pertanyaan fundamental mengenai aktivitas blogging kita. Bagi saya, aktivitas blogging adalah perjalanan menemukan jiwa saya yang sebenarnya, jiwa yang pernah hilang. Dengan menuliskan perasaan-perasaan yang ada dalam hati dan pikiran saya. Kelak, akan menemukan kesejatian atas diri. Harapannya, kita benar-benar bisa menjadi seorang manusia yang sebenarnya. Bukan hanya seonggok tubuh, tapi sebenarnya jiwanya adalah binatang. Oh... Blog, memang hanya sekedar media. Sebuah kreativitas manusia dalam masyarakat modern. Dulu, orang biasa menuliskan catatan-catatan hariannya lewat buku (diary). Sifatnya rahasia, tak boleh diketahui oleh orang lain. Bahkan kadang ada orang yang marah ketika tahu buku hariannya dibaca orang lain. Tapi, dengan blog, catatan harian itu terbuka bagi siapa saja, setiap orang boleh membacanya, bahkan mengomentarinya. Inilah perkembangan peradaban manusia karena sentuhan teknologi. Blog menjadi media alternatif orang berbagi cerita, informasi dan pengalaman. Dilihat dari sisi ini, blog menjadi sebuah media yang perlu diapresiasi keberadaannya. Terserah orang mau menggunakannya atau tidak. Blog, adalah rumah kita di dunia maya. Jiwa kita di dunia maya. Seperti layaknya dalam kehidupan keseharian, sudah selayaknya kita juga perlu saling berkunjung, menyapa tetangga-tetangga kita agar lebih akrab. Dan juga, kita bisa belajar tentang kehidupan bersama tetangga-tetangga kita itu. Begitulah, kehidupan di dunia blogging tak ubahnya hubungan kita, interaksi kita di dunia nyata. Di sana kejujuran dan keramahan tetap berlangsung. Jika ada yang mencoba tidak jujur, misalnya meng-copypaste tulisan orang lain kemudian dianggap karya sendiri, percayalah, kredibilitas seorang blogger dipertanyakan. Moralitasnya diragukan. Maka, alangkah lebih baik jika kita menulis atas dasar kemampuan diri sendiri. Walaupun singkat dan sederhana, itu akan lebih dihargai di dunia blogging dibanding sekedar copypaste. Nah, mulai sekarang teruslah menulis. Keep blogging. Suatu saat pasti menghasilkan. Kalau sedang buntu cobalah ikuti apa kata Anis Matta "Jangan Pikirkan Apa yang akan Kamu Tulis, Tapi Tulislah apa yang Ada dalam Pikiranmu". Yons Achmad. Humas FLP Pusat. dikutip dari :forumlingkarpena.net |
Home
»
»Unlabelled
» Filosofi Seorang Blogger
Jumat, 18 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar