sajak :
pagi ini, seperti pagi-pagi kemarin
pijar matahari selalu membangkitkan semangatku
walau badanku letih, sekalipun jiwaku membiru,
tersebab haru
jeritan anak-anak pengungsi masih terngiang-ngiang
di telingaku ,
isak tangis korban bencana meratap pilu,
samar-samar masih saja kudengar
pekik ketakutan penduduk masih jua melengking di telingaku
bencana baru segera memburu,
orangorang ketakutan,seperti menunggu kematian
hari ini ,seperti hari-hari kemarin
panas cahaya matahari selalu mendidih di jantungku
membakar amarah di dadaku
tatkala supremasi hukum berdiri pincang
teroris masih mengintai dari belakang
koruptor berjalan melenggang pulang
penegak hukum berlaku curang
penyuap bebas melenggang dari pintu belakang
hari ini, dan di pagi ini ,seperti kemarin
aku tak henti menyeru pada jiwajiwa yang membatu
aku selalu mengutuk
pada kalian yang tak tahu malu
jiwajiwa yang suka berdiplomasi dan bersadiwara
purapura merasa haru melihat derita anak bangsa
sementara mereka yang kehilangan sawah dan ladang
kehilangan sanak saudara dan harapan
mengusap luka dengan darah dan airmata
dan aku selalu menyeru dan mengutuk
pada kalian yang tak pernah berbela sungkawa
atau sekedar purapura merasa iba
disaat mereka tersiksa dan teraniaya
ketika mereka dirundung duka
kalian mengambil kesempatan dalam kesempitan
mengatasnamakan mereka untuk kepentingan kalian
lalu kalian di belakang tertawa terbahak-bahak
di atas penderitaan mereka
Bintang Kejora , Pelalawan Des 2010
0 Comments:
Posting Komentar