Minggu, 06 November 2011

Minggu, November 06, 2011


Oleh : Ustadz Muhammad Na’im, Lc.
Segala puji bagi Allah ta’ala, sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah  yang tidak ada Nabi lagi sesudahnya, Amma ba’du :
Diantara karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya adalah Allah Ta’ala telah menjadikan bagi mereka musim-musim kebaikan untuk melakukan ketaatan kepadaNya, mereka bisa memperbanyak amal-amal sholih pada musim-musim itu, berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang memenfaatkan musim-musim itu dan tidak membiarkannya berlalu sia-sia begitu saja.
Diantara musim-musim yang mulia ini adalah sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah, itu hari-hari yang Rasulullah  memberikan kesaksian bahwa itu hari-hari yang paling mulia di dunia. Beliau menganjurkan untuk beramal shalih di hari-hari itu, bahkan Allah ta’ala bersumpah dengannya, maka ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling utama di dunia, karena Allah Yang Maha Agung tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung.
Hal ini memberi semangat kepada seorang hamba untuk sungguh-sungguh di hari-hari tersebut dan memperbanyak amal shalih serta amalan-amalan sunnah. Semoga Allah ta’ala memberi karunia kepada kita untuk bisa memanfaatkan sebaik-baiknya di hari-hari itu dan menolong kita memanfaatkannya sesuai dengan apa yang diridhaiNya.
Bagaimana kita menyambut 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ?
Menjadi keharusan bagi seorang muslim untuk menyambut musim ketaatan secara umum, diantaranya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah :
1.Bertaubat yang benar.
Wajib bagi setiap muslim untuk menyambut musim ketaatan dengan taubat yang sejujurnya dan bertekad kuat untuk kembali kepada Allah ta’ala. Maka bertaubat adalah keberuntungan bagi seorang hamba di dunia dan di akhirat, Allah ta’ala berfirman :
“Dan bertaubat kepada Allah semuanya wahai orang-orang yang beriman, niscaya kalian akan beruntung.” (An-Nuur : 31)
2.Bersungguh-sungguh untuk memanfaatkan hari-hari itu.
Hendaknya seorang muslim sangat bersungguh-sungguh untuk memakmurkan hari-hari itu dengan perbuatan dan perkataan shalih. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dengan kebaikan niscaya Allah ta’ala akan membantunya dan menyiapkan untuknya sebab-sebab yang menyempurnakan amal kebajikannya, barang siapa yang membenarkan kepada Allah maka Allah akan benar kepadanya, Allah ta’ala berfirman : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabuut : 69)
3.Menjauh dari maksiyat.
Sebagaimana ketaatan adalah merupakan sebab dekatnya seorang hamba kepada Allah ta’ala, demikian pula maksiyat itu merupakan sebab jauhnya seorang hamba dari Allah ta’ala dan terusir dari rahmatNya. Terkadang seseorang diharamkan dari rahmat Allah ta’ala disebabkan dosa yang dilakukannya. Maka jika menginginkan ampunan dosa dan terbebas dari siksa neraka, berhati-hatilah dari terjatuh ke dalam maksiyat pada hari-hari ini dan hari-hari yang lainnya !!!  dan siapa yang mengetahui apa yang diinginkannya maka akan rendah (tidak berharga) dari apa yang diberikannya.
Bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku muslim…untuk memanfaatkan hari-hari ini, dan sambutlah dengan baik sebelum luput darimu kesempatan ini dan kamu menyesal, dan kerugian bagi orang yang menyesal …


Sumber : portal-ilmu.net
11 - 2011 

0 Comments:

Posting Komentar